HANOI – Bencana alam yang melanda Vietnam selama 2 bulan terakhir yakni September dan November, menyebabkan sebanyak 192 orang tewas dan 57 lainnya masih dilaporkan menghilang, selain itu ada juga kerugian materi hingga 30 Triliun Dong atau sekitar 18,4 Triliun Rupiah yang disampaikan oleh pihak berwenang setempat.
Vietnam merupakan salah satu negara yang mengalami masa-masa sulit terlebih dalam industri pariwisata yang harus lumpuh akibat adanya virus Covid-19 dan sembilan badai topan yang mengguncang negara tersebut.
“Kami menghadapi sembilan (bencana badai) topan hanya dalam dua bulan, dari pertengahan September hingga pertengahan November. Peristiwa cuaca tak menentu itu merugikan negara kami (hingga) 30 triliun dong, ”kata Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Nguyen Xuan Cuong dalam pernyataan pemerintah seperti yang dilaporkan Reuters.
Pemerintah langsung meninjau para penduduk setempat untuk memastikan keamanan dan keselamatan mereka setelah terjadinya badai.
“Kami harus memastikan warga kami tidak kehilangan tempat tinggal, menderita kelaparan atau kekurangan air bersih pasca topan,” tambah Cuong.
Sementara itu diketahui pertumbuhan ekonomi Vietnam diperkirakan melambat sekitar 2% -3% pada tahun ini setelah tumbuh 7,02% pada 2019 lalu sebelum terdampak virus Covid-19 dan terjangan badai topan yang mematikan ini.
Vietnam merupakan salah satu negara yang sering dihampiri badai dan banjir karena memiliki garis pantai yang cukup panjang. Saat ini, sekitar 11,8 juta orang di provinsi pesisir Vietnam terancam bencana banjir besar, terlebih 35% pemukiman apda Vietnam terletak di sekitar garis pantai.
