Bahas Sinergitas dan Penyajian Berita Sehat, IJTI Jakarta Sambangi Mapolda Metro Jaya

Bahas Sinergitas dan Penyajian Berita Sehat, IJTI Jakarta Sambangi Mapolda Metro Jaya

JAKARTA – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jakarta Raya sambangi Mapolda Metro Jaya di Jalan Gatot Subroto, Kebayoran Baru, Jakarta Serlatan. Dalam petemuan tersebut puluhan awak media  dan Kepolisian Polda Metro Jaya menggelar diskusi yang bertajuk “Sinergi Kepolisian dan Media TV untuk Menciptakan Tayangan yang Sehat” di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Selasa (26/10/2021).

Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran mengatakan pertemuan anatara media TV dan kepolisian sebagai pengawal peradaban atau social engineering yang harus mampu menciptakan peradaban masyarakat Indonesia yang naik kelas seperti negara-negara demokrasi yang lebih maju.

Bacaan Lainnya

“Kami punya kepentingan bagaimana supaya proses demokrasi berjalan dengan baik (di Indonesia),”katanya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (27/10/2021).

Dalam diskusi antara para jurnalis dan Kapolda berlangsung interaktif. Kapolda dalam paparannya menjawa pertanyaan para jurnalis menjelaskan Polisi sebagai salah satu social engineering ingin tampil di media sebagai polisi yang menjalankan tugas pencegahan dan penindakan secara professional.

“Polisi yang diberitakan membentak-bentak warga, kesan arogan, itu tidak professional. Saya berharap yang ditampilkan itu, polisi yang bekerja professional, ketika menangkap pelaku kasus narkoba, misalnya, polisi bisa melakukan tes urine di tempat, jadi tidak perlu debat di lapangan, cukup buktikan dengan hasil tes urine terbukti positif,” ujar Kapolda.

Polda Metro Jaya telah menyediakan berbagai peralatan dan teknologi untuk pencegahan dan pengintaian terhadap pelaku kejahatan atau kriminal. Setiap sudut Ibu Kota Jakarta tersedia kamera dan teknologi face recognition, menurut Kapolda, akan membuat setiap orang pelaku kejahatan tidak bisa sembunyi. “Polisi punya kamera dan punya teknologi face recognition. kamu (pelaku kejahatan) tidak bisa sembunyi,” tegasnya.

Fadil menggambarkan berita yang seharusnya disuguhkan kepada publik adalah berita yang dibuat dengan hati. “Ini adalah segi tiga indah, media, cerita, dan cinta. Jika cerita itu kita buat dengan hati, insyaallah masyarakat akan melihat dengan hati pula. Tentu saja semua karya yang dibuat dengan hati pasti akan menghasilkan sesuatu yang dapat diterima akal sehat,” pungkas Kapolda.

Sementara itu, Ketua IJTI Jakarta Raya Feby Budi Prasetyo (MNC TV) menegaskan IJTI merupakan wadah para jurnalis TV yang menjungjung tinggi kemerdekaan pers yang professional. “Berita yang sehat dihasilkan oleh jurnalis yang kompeten. Salah satu tugas IJTI meningkatkan profesionalisme jurnalis melalui uji kompetensi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris IJTI Jakarta Raya Kennorton Hutasoit (Metro TV) mengatakan kemerdekaan pers yang professional menghormati kemerdekaan polisi dalam menjalankan tugasnya. “Pers hadir untuk pemenuhan kebebasan berekspresi dan hak informasi sebagai hak asasi dan kebutuhan pokok warga negara. Polisi hadir untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat. Pers dan polisi yang professional sama-sama bertujuan untuk memajukan demokrasi,” ujarnya.

Pada penghujung diskusi,  Kapolda berjanji akan melakukan sinergi dengan media TV untuk membangun citra dan realitas Ibu Kota Jakarta yang aman dan nyaman bagi setiap warga negara

Turut hadir Pengurus IJTI Jakarta Raya dalam diskusi tersebut antara lain Feby Budi Prasetyo (Ketua), Hazmi Fitriyasa (Wakil Ketua), Kennorton Hutasoit (Sekretaris), Denny Batubara (Bendahara), dan jajaran pengurus lainnya dari berbagai media televisi.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *