JAKARTA – Penjabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan beberapa saat lalu baru saja bertemu dengan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizar Ryacudu, tepatnya pada hari Kamis (30/05). Sebagaimana diberitakan sebelemunya oleh South China Morning Post, pertemuan ini dalam rangka upaya kedua negara untuk meningkatkan hubungan dengan unit pasukan khusus Indonesia, yaitu Kopassus, yang telah dibatasi karena isu pelanggaran hak asasi manusia pada 1990-an.
Sebelumnya, pada tahun 2010 AS telah mengumumkan bahwa mereka telah mencabut larangan langsung pada kontak militer dengan unit Kopassus, yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi di Timor Timur ketika negara itu (kini Timor Leste) melakukan upaya pemerdekaan diri.
Indonesia sendiri dan lima negara Asia Tenggara lainnya memulai pakta intelijen “Our Eyes” pada tahun lalu yang bertujuan memerangi militan Islam dan meningkatkan kerja sama dalam ancaman keamanan.
Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan segala cara untuk menahan upaya-upaya yang dinilai radikal yang terinspirasi oleh sebagian kelompok militan Negara Islam Timur Tengah.
Kedua belah pihak mengatakan dalam pernyataan bersama setelah pertemuan antara Shanahan dan Ryamizard Ryacudu, bahwa AS ingin menormalkan hubungan dengan Kopassus dan mengadakan latihan bersama pada tahun 2020.
“Kedua kementerian menegaskan dukungan untuk ekspansi pasukan kita ke latihan tentara tahun depan, dan dengan menormalkan hubungan pasukan khusus yang akan dimulai pada 2020 dengan latihan gabungan bersama dengan Kopassus,” demikian pernyataan dari Shanahan.
Letnan Kolonel Dave Eastburn, juru bicara Pentagon, mengatakan perencanaan pelatihan masih dalam tahap awal, tetapi kemungkinan akan berlangsung selama empat hingga enam minggu dengan melibatkan sekitar 150 peserta.
“Sementara ini perencanaan baru saja dimulai, konsep awal mencakup topik-topik seperti respon krisis, penyelamatan sandera dan perlindungan hak asasi manusia, dan lain-lain” kata Eastburn. Dia menambahkan, bahwa pelatihan akan dilakukan dengan Kopassus Unit 81.
Menariknya, pertemuan itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Cina dan AS.
Indonesia sendiri berselisih dengan Cina mengenai hak penangkapan ikan di sekitar Kepulauan Natuna dan Cina memperluas kehadiran militernya di daerah itu dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2017, Indonesia mengganti nama zona ekonomi eksklusif bagian utaranya di Laut Cina Selatan, menjadi Laut Natuna Utara, sebuah perubahan yang dipandang sebagai tindakan signifikan perlawanan terhadap ambisi teritorial Tiongkok di Laut Cina Selatan.
Pernyataan bersama juga mengatakan kedua kementerian “mendukung kemungkinan peningkatan pertukaran informasi dan pertukaran pandangan tentang penilaian ancaman regional dengan menggunakan Asean Our Eyes (AOE) sebagai platform untuk pertukaran informasi strategis di antara negara-negara anggota Asean”.
Kedua negara juga membahas akan melakukan survei bawah laut untuk memastikan bahwa bangkai kapal perang Perang Dunia II di perairan Indonesia tidak terganggu di tengah adanya laporan penjarahan kapal karam.
“Kedua kementerian membahas pentingnya mendukung kesucian jasad yang terkubur dalam kapal seperti perang dunia kedua yang menghancurkan USS Houston, dan kerja sama untuk mengidentifikasi sisa-sisa AS di Indonesia,” kata mereka dalam pernyataan itu.