Canggih! Singapura Luncurkan Kendaraan Tempur Lapis Baja Terdigitalisasi Penuh Pertamanya

Prajurit Angkatan Darat Singapura sedang menoperasikan AFV Hunter - Najeer Yusof/TODAYonline
Prajurit Angkatan Darat Singapura sedang menoperasikan AFV Hunter - Najeer Yusof/TODAYonline

SINGAPURA – Angkat Bersenjata Singpaura (SAF) baru-baru ini menghadirkan kendaraan tempur lapis baja (Armored Fighting Vehicle) terbarunya yang dikembangkan sendiri dan diperkenalkan dengan menyandang nama “Hunter“.

Dilansir dari TODAYOnline, publik Singapura dapat menyaksikan secara langsung kecanggihan AFV Hunter yang telah dibekali teknologi pintar dan mutakhir dengan berbagai peningkatan kemampuan pada Parade Hari Nasional Singapura tahun ini.

Bacaan Lainnya

Hunter adalah AFV terdigitalisasi penuh pertama yang dimiliki Angkatan Darat Singapura. Diproyeksikan sebagai pengganti AFV M113 Ultra yang telah beroperasi sejak tahun 1970-an. Kata “Ultra” sendiri merujuk pada upgrade Singapura atas M113 yang tidak lain merupakan buatan Amerika Serikat.

Kecanggihan teknologi HUNTER (Sumber Mindef)
Kecanggihan teknologi HUNTER (Sumber: Mindef)

Hunter memiliki kecepatan dan jangkauan operasi yang cukup jauh. Dibekali dengan peningkatan sistem persenjataan, Hunter digadang-gadang oleh Kemenetrian Pertahanan setempat (Mindef) sebagai kendaraan tempur yang mematikan.

“Hunter dirancang dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan spesifik Angkatan Darat dan siap untuk memanfaatkan medan perang masa depan,” kata Menteri Pertahan Singapura Dr Ng Eng Hen pada pidato parade peringatan 50 tahun Formasi Armor di Camp Sungei Gedong.

Menurut Chief Armour Officer, Brigadir Jenderal Yew Chee Leung (42), Batalion ke 42, yaitu Resimen Lapis Baja Singapura, akan menjadi grup tempur pertama yang dilengkapi dengan AFV Hunter.

Hadirnya AFV Hunter tidak lepas dari respon Kemenhan Singapura terhadap perubahan demografi prajurit modern yang semakin menyukai (bahkan nyaman dengan) teknologi. Salah satu contoh konkrit dari pengaplikasian teknologi modern pada Hunter ialah hadirnya kokpit tempur terintegrasi pertama. Kokpit ini memungkinkan komandan kendaraan dan penembak untuk mengoperasikan Hunter dengan satu set kontrol yang sama.


Sistem deteksi dan pelacakan target otomatis yang dibenamkan ke dalam Hunter juga akan memudahkan penembak untuk mengunci target mereka. Pada saat yang sama, sudut penglihatan bebas memungkinkan komandan mencari ancaman lain ketika penembak menjalankan tugasnya.

Jika kondisi tempur mengharuskan, komandan juga dapat mengambil alih mengemudi AFV dari tempat duduknya melalui fungsi drive-by-wire.

Serangkaian kamera di sekitar Hunter memungkinkan para prajurit memiliki area pandang 360 derajat. Foto: Najeer Yusof/TODAYonline
Serangkaian kamera di sekitar Hunter memungkinkan para prajurit memiliki area pandang 360 derajat. Foto: Najeer Yusof/TODAYonline

Kecanggihan Hunter belum sampai disitu. Meski tertutup rapat, tentara di dalam AFV (yang pastinya tetap ber-AC) dapat memantau apa yang terjadi di luar kendaraan melalui serangkaian kamera yang dipasang di bagian luarnya. Kamera-kamera ini menyediakan bidang penglihatan 360 derajat baik di siang hari maupun dalam kondisi cahaya rendah di malam hari.

Sistem Peringatan Laser (Laser Warning System) juga akan memberi tahu personil di dalamnya jika mereka sedang menjadi target musuh, hal ini memungkinkan mereka untuk mengelak lebih cepat.

Yang sangat penting bagi fungsionalitas Hunter adalah “Army Tactical Engagement and Information System (Artemis)“. Inovasi besar ini pada dasarnya untuk memungkinkan pertukaran informasi secara real time antara berbagai formasi militer dan kendaraan.

Foto: Artemis memungkinkan komandan untuk merencanakan dan berbagi informasi satu sama lain secara real-time. Foto: Najeer Yusof/TODAYonline
Foto: Artemis memungkinkan komandan untuk merencanakan dan berbagi informasi satu sama lain secara real-time. Foto: Najeer Yusof/TODAYonline

Sebagai contoh, komandan dapat merencanakan misi mereka secara digital dari pleton ke tingkat batalyon dan berbagi rencana satu sama lain. Pertukaran informasi dilakukan melalui radio jaringan latensi rendah dan jaringan komunikasi area luas untuk transfer data yang lebih cepat dan jangkauan lebih jauh.

Operator juga akan tahu kapan saatnya kendaraan diservis melalui Sistem Pemantauan Kesehatan dan Pemanfaatan. Sistem dapat mendeteksi kesalahan atau anomali apa pun dalam AFV dan menandainya sebagai bahan perhatian kru.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *