NEW JERSEY – Johnson & Johnson akan hentikan penjualan bedak bayi di Amerika Serikat (AS) dan Kanada, permintaan pasar juga cenderung menurun setelah informasi mengenai keamanan produk Johnson karena disebut-sebut mengandung asbes.
J&J mendapat lebih dari 19.000 tuntutan hukum dari konsumen mereka yang mengklaim produk bedaknya menyebabkan kanker karena kontaminasi dengan asbes.
“Aku berharap ibuku bisa berada di sini untuk melihat hari ini,” ucap Crystal Deckard, ibunya Darlene Coker diduga menderita mesothelioma karena bedak bayi tersebut. Coker meninggal karena mesothelioma pada tahun 2009.
Dalam pernyataannya, J&J mengatakan tetap teguh percaya diri dengan keamanan Bedak Bayi Johnson yang berbasis bedak. Perusahaan J&J harus menghadapi pengawasan ketat terhadap keamanan bedak bayinya setelah sebuah laporan investigasi oleh Reuters pada tahun 2018 lalu yang menemukan bahwa perusahaan yang sudah berjalan selama beberapa dekade ini ternyata mengandung asbes dalam bedak bayi mereka.
Sebelumnya Johnson tarik 33 ribu botol bedak bayi pada hari Jumat (18/10) lalu sebagai tindakan antisipasi setelah pihak pemerintah federal menemukan adanya kandungan asbes dalam sebuah botol bedak bayi tersebut yang dibeli secara online.
Menurut perusahaan yang berbasis di New Jersey itu, penarikan produk tersebut hanya dilakukan pada satu lot Baby’s Johnson Powder yang diproduksi dan dikirim di AS pada tahun lalu. Meski melakukan tindakan antisipasi ini, pihak perusaan mengatakan bahwa produk mereka tak mengandung asbes.
“J&J memiliki standar pengujian yang ketat untuk memastikan bahwa talc produknya aman dan pengujian selama bertahun-tahun, termasuk pengujian FDA sendiri pada kesempatan sebelumnya, bulan lalu, (kami) tidak menemukan asbes,” kata pihak perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Discussion about this post