Kamrussamad: Katanya APBN Akan Jebol, kok Waskita Dapat PMN

Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik, Gerindra: Semoga Secara Ekonomi Lebih Efisien

JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad mengkritisi Waskita untuk tidak selalu bergantung dengan Penyertaan Modal Negara. Kalau selalu seperti itu, APBN terbebani.

Kamrussamad mengingatkan Waskita agar jangan setiap ada krisis, solusinya PMN. Jajaran direksi BUMN harus kreatif dalam mencari solusi pendanaan. Hal itu disampaikan Kamrussamad dalam RDP dengan Waskita di komplek DPR Senayan, Jakarta, Senin 12 September 2022.

Bacaan Lainnya

“Alasan utama pengajuan PMN Waskita ini adalah ingin menuntaskan proyek jalan tol di Palembang Betung serta Ciawi Sukabumi. Padahal, problem mendasar dari Waskita ini adalah krsisis neraca keuangan di tubuh Waskita. Masing-masing BUMN Karya harus mampu kembali menyehatkan neracanya sendiri.”katanya kepada wartawan.

Kamrussamad menerangkan mindset direksi jangan manja. Jangan sampai sedikit-sedikit PMN menjadi solusi dari setiap krisis keuangan di Waskita. “Kalau setiap krisis keuangan solusinya adalah PMN, ini akan sangat membebani APBN. Apalagi saat ini katanya APBN lagi jebol. Kok Waskita dapet PMN?,” ungkapnya.

“BUMN harus kreatif. GCG nya dibenahi. Optimalkan Strategic Partnership, atau melakukan transformasi bisnis yang bertumpu pada kompetensi inti Waskita sebagai kontraktor.” Jelasnya.

“Suntikan PMN kepada BUMN secara umum memang bisa membantu menyelesaikan proyek infrastruktur. Tapi, pemberian PMN tiap tahun menjadi kurang tepat. di 2021 juga sama, PMN sudah diberikan sebesar Rp 7,9 triliun. Namun sayangnya, dana PMN tersebut digunakan lebih banyak untuk kebutuhan operasional sebesar 64%, sementara modal kerja hanya 15%. kita tidak mau nanti, ketika PMN yang diajukan diberikan yakni Rp 3 triliun rupiah, digunakan kembali untuk operasional perusahaan kembali. Ini harus ada komitmen tegas dari Direksi Waskita,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *