Khawatir Negara Lain Tidak Dapat Dosis Vaksin, WHO Desak Pemerintah Indonesia Tunda Vaksinasi Booster

WHO Desak Pemerintah Indonesia Tunda Vaksinasi Booster

JAKARTA – WHO desak pemerintah Indonesia tunda vaksinasi booster. Permintaan penundaan vaksin tahap ketiga dikhawatirkan banyak negara yang akhirnya tidak mendapat dosis vaksin Covid-19.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta penundaan vaksinasi booster dilakukan hingga September mendatang.

Bacaan Lainnya

Menanggapi hal itu, Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan Indonesia akan tetap melanjutkan vaksinasi booster di tengah desakan tersebut.

“Tidak dihentikan vaksinasi booster untuk tenaga kesehatan,” katanya kepada wartawan.

Nadia melanjutkan vaksinasi booster atau vaksinasi Covid-19 ketiga para tenaga kesehatan dilakukan saat pandemi Covid-19 belum terkendali. Terlebih para tenaga kesehatan berada di garis depan untuk merawat para pasien Corona. “Kalau dalam darurat perlindungan nakes vaksinasi booster bisa diberikan,” ujarnya.

Di kesempatan yang berbeda, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku vaksin Moderna untuk vaksinasi booster atau vaksinasi tahap ketiga untuk nakes sudah didistribusikan ke seluruh provinsi, cakupan vaksinasi 1,47 nakes ditargetkan selesai dalam dua minggu.

“Terkait booster nakes, itu sudah dikirim ke seluruh Indonesia minggu lalu, kami mengharapkan segera mungkin bisa diselesaikan,” katanya.

“Jadi saya harapkan ke semua Dinkes agar bisa diselesaikan dalam 2 minggu,”tutupnya.

berikut Pernyataan WHO menunda vaksin booster

“Saya memahami keprihatinan semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi, kamu tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global untuk menggunakannya lebih banyak lagi.

Kami membutuhkan persediaan yang mendesak, sebagian besar vaksin masuk ke negara berpenghasilan tinggi dan sebagian lainnya ke negara yang berpenghasilan rendah,” jelas Tedros yang dikutip dari Channel News Asia, Kamis (5/8/2021).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *