JAKARTA – Rating saat ini menjadi salah satu acuan dalam media, khususnya pada dunia pertelevisian. Tolak ukur rating dan share masih berlaku bahkan hingga saat ini, akibatnya banyak media yang lebih mengutamakan rating daripada kualitas dari konten yang mereka produksi.
Oleh sebab itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengajak khususnya kepada seluruh penggerak industri media untuk lebih memperhatikan kualitas konten, manfaat serta validasi informasi yang diberikan kepada para pemirsa.
“Kualitas konten tidak hanya berdasarkan rating, namun juga pada kebermanfaatan, tingkat informasi yang diberikan serta nilai kebudayaan Indonesia,” ucap Plate dalam Webinar Melawan Berhala Rating: Menguak Peran Rating dan Share dalam Industri Penyiaran yang diselenggarakan pada Sabtu (16/10/2021).
Selain Menkominfo, webinar yang diselenggarakan oleh Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta tersebut turut menghadirkan beberapa narasumber lainnya seperti Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Irsal Ambia, Pemimpin Redaksi Liputan6 SCTV dan Fokus Indosiar Retno Pinasti serta anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan.
Koordinator Bidang Kelembagaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Irsal Ambia mengungkapkan sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas tayangan televisi, saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan 12 Perguruan Tinggi di Indonesia untuk melakukan riset program.
Hasilnya, dalam riset tersebut mendapat hasil pada tahun 2020 dan 2021 periode pertama kualitas penyiaran televisi di Indonesia sudah menunjukan trend yang positif, walaupun masih ada yang dinilai kurang berkualitas.
“Dalam 4 tahun dilaksanakannya riset misalnya, tahun 2020 dan 2021 periode pertama sudah memenuhi standar kualitas KPI (3.00), ini menunjukkan trend positif perubahan kualitas program, meski demikian dalam beberapa kategori program siaran seperti sinetron, variety show dan infotainment masih belum berkualitas,” kata Irsal.
Dalam kesempatan yang sama, Pemimpin Redaksi SCTV dan Indosiar Retno Pinasti menyebutkan dalam menilai kualitas ada 4 aspek yang perlu diperhatikan yakni value, reach, trust dan cuan.
“Aspek brand ini tidak hanya memikirkan penonton yang banyak tapi lebih memilih pada image yang baik. Empat aspek di atas jika dijaga akan menjadikan lembaga yang sustain dari sisi berita dari sisi programming apa yang bermanfaat dan mendatangkan revenue bagi perusahaan tidak hanya dari sisi rating. Intinya SCTV akan selalu menjaga 4 aspek ini dan program yang dianggap ideal adalah Para Pencari Tuhan. Agama, edukasi, rating juga perform. Tusi SCTV akan menginformasi, edukasi dan menghibur,” jelas Retno Pinasti.
Anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan juga menyampaikan sudut pandangan pada dunia penyiaran, ia menilai saat ini industri penyiaran televisi harus lebih diperkuat dengan kualitas.
“Jika indeks kualitas mendapatkan pengakuan di seluruh Indonesia maka bangsa ini akan diberikan ilmu yang sangat menarik, baik dari dari AC Nielsen dan kualitatif dari KPI,” katanya.
Ia menyebut siaran televisi merupakan cerminan karakter masyarakat dan tanggung jawab sosial pembuat konten terhadap masyarakat.