BANGKOK – Thailand melaporkan 8 kasus virus corona baru pada Jumat (8/5) sehingga total menjadi 3.000 kasus dan 55 kasus kematian di Thailand sejak wabah dimulai pada bulan Januari lalu.
Dari kasus-kasus baru, tiga berasal dari provinsi selatan Yala di mana pihak berwenang secara agresif menguji populasi penduduk karena tingkat infeksi yang tinggi di provinsi tersebut, ungkap Taweesin Wisanuyothin, juru bicara Pusat Administrasi Situasi COVID-19 pemerintah seperti yang dilaporkan Reuters.
“Lima kasus baru lainnya adalah migran yang telah ditahan di pusat penahanan imigrasi di provinsi Songkhla selatan,” kata Taweesin.
Perlambatan jumlah kasus baru telah mendorong Thailand untuk secara hati-hati mengizinkan beberapa bisnis dibuka pada minggu ini setelah Thailand berminggu-minggu melakukan semi-lockdown.
WHO Imbau Lockdown Lebih Lama
Berdanding terbalik dengan Thailand yang sudah mulai mmebuka sebagian bisnis di negaranya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru mengimbau agar peratauran lockdown diterapkan lebih lama guna menghindari pelonjakan penyebaran virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Selasa (21/4) lalu memperingatkan bahwa setiap upaya penguncian atau lockdown untuk menghindari virus corona baru harus dilakukan secara bertahap, sebab jika aturan ini dilonggarkan akan adanya kenaikan jumlah infeksi virus corona baru.
“Langkah-langkah penguncian telah terbukti efektif, dan orang-orang harus siap dengan cara hidup baru untuk memungkinkan masyarakat berfungsi sementara virus korona sedang dikendalikan,” kata Takeshi Kasai, Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat melansir Reuters.
