YANGON – Polisi Myanmar melepaskan tembakan untuk bubarkan para demonstran yang menolak kudeta militer yang dilakukan pada 1 Februari 2021 lalu.
Setidaknya sebanyak 21 pengunjuk rasa telah tewas sejak kerusuhan dimulai dan tentara setempat menyebutkan satu orang polisi tewas akibat kerusuhan mengutip Reuters.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan rekan-rekannya di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan melakukan pembicaraan jika bisa betremu dengan perwakilan junta militer meski melalui daring, mereka akan mengungkapkan jika pihaknya terkejut dengan adanya berita mengenai kekerasan tersebut.
Sebelumnya diketahui Polisi mulai membubarkan pengunjuk rasa pro-demokrasi pada hari Senin (22/2) saat seluruh ekonomi di negara Myanmar tersendat akibat adanya aksi mogok yang dilakukan para penentang kudeta militer, walaupun sudah ada ancaman korban jiwa dari pihak berwenang.
Tiga minggu setelah merebut kekuasaan, junta militer Myanmar masih belum bisa menghentikan protes harian dan gerakan pembangkangan sipil yang menyerukan pembalikan kudeta yang dilakukan pada 1 Februari lalu dan pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi.
“Mereka mengejar dan menangkap kami. Kami hanya memprotes dengan damai,” kata seorang wanita dalam sebuah video yang diposting di Facebook mengutip Reuters.
Tak hanya itu, junta militer Myanmar telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 6 selebriti karena diklaim menjadi pemicu aksi mogok yang membuat aktivitas pada sektor perkantoran lumpuh dan aksi penolakan kudeta yang dilakukan pada awal bulan Februari 2021.
Discussion about this post