DHAKA – Virus Covid-19 telah terdeteksi di salah satu balai pengungsian Rohingya di Bangladesh selatan yang menampung lebih dari satu juta pengungsi Rohingya, kata pihak berwenang setempat pada Kamis (14/5) kemarin.
Seorang pengungsi etnis Rohingya dinyatakan positif Covid-19, kata seorang pejabat senior Bangladesh dan seorang juru bicara AS.
Itu adalah kasus Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di tenda pengungsian dengan jumlah penduduk yang padat.
“Hari ini mereka telah dibawa ke pusat isolasi setelah mereka dinyatakan positif,” ucap Komisaris Relief Pengungsi dan Pemulanga Mahbub Alam Talukder, kepada Reuters.
Infeksi virus corona telah meningkat dalam beberapa hari terakhir di Bangladesh, terakhir tercatat ada sekitar 18 ribu orang yang terinfeksi virus corona dengan kematian sebanyak 283 korban jiwa.
Dokter Shamim Jahan, direktur kesehatan Save the Children di Bangladesh, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa virus Covid-19 telah menguasai negara tersebut.
“Diperkirakan hanya ada 2.000 ventilator di seluruh Bangladesh, yang melayani populasi 160 juta orang. Di kamp-kamp pengungsi Rohingya – rumah bagi hampir satu juta orang – tidak ada tempat perawatan intensif saat ini,” kata Jahan.
“Sekarang setelah virus telah memasuki pemukiman pengungsi terbesar di dunia di Cox’s Bazar, kami sedang melihat prospek yang sangat nyata bahwa ribuan orang mungkin meninggal akibat COVID-19. Pandemi ini dapat membuat Bangladesh kembali dalam beberapa dekade.” lanjutnya.
Sementara itu, kurangnya fasilitas kesehatan dan minimnya alat-alat kebersihan diri mulai dari sabun dan air bersih menjadi tantangan tersendiri bagi warga pengungsi Rohingnya agar bisa bertahan di tengah wabah corona ini.