Sebuah Serangan di Afghanistan Tewaskan 16 Orang, 2 Diantaranya Bayi Baru Lahir

Sebuah serangan di Afghanistan tewaskan 16 orang, 2 diantaranya bayi baru lahir (net)
Sebuah serangan di Afghanistan tewaskan 16 orang, 2 diantaranya bayi baru lahir (net)

KABUL – Sejumlah pria bersenjata yang menyamar menjadi polisi menyerang sebuah rumah sakit di ibukota Afghanistan Kabul pada hari Selasa (13/5), yang menewaskan 16 orang termasuk dua bayi yang baru lahir dari klinik bersalin Doctors Without Borders.

Dalam serangan terpisah pada hari yang sama, satu orang melakukan bom bunuh diri menyerang pemakaman seorang komandan polisi, yang dihadiri oleh pejabat pemerintah dan anggota parlemen, di provinsi timur Nangahar, menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai 68 orang lainnya seperti yang dikatakan pihak berwenang seperti dilansir Reuters.

Bacaan Lainnya

Namun, belum ada pihak yang mengklaim akan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Taliban, kelompok pemberontak utama Afghanistan yang mengatakan telah menghentikan serangan di beberapa kota setelah melakukan kesepakatan setelah AS menarik pasukan mereka dan mereka mmebantah terlibat dalam kedua aksi teror tersebut.

Kekerasan itu terjadi saat negara Afghanistan tengah memerangi pandemi virus corona.

Foto-foto dampak dari penyerangan itu dengan cepat menyebar di media sosial, beberapa foto menujukan dua anak bayi yang baru lahir terbaring setelah meninggal akibat aksi teror tersebut.

Ada juga satu foto yang menunjukan seorang ibu yang meninggal dan terdampar di tanah sambil memegang bayinya erat.

Presiden Ashraf Ghani dalam pidatonya di televisi mengutuk serangan itu dan mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk beralih ke mode waspada setelah pasukan AS menarik pasukan mereka.

“Untuk memberikan keamanan bagi tempat-tempat umum dan untuk menggagalkan serangan dan ancaman dari Taliban dan kelompok-kelompok teroris lainnya, saya memerintahkan pasukan keamanan Afghanistan untuk beralih dari mode pertahanan aktif ke mode ofensif dan memulai operasi mereka melawan musuh,” kata Ashraf.

Sementara itu di Washington, Departemen Pertahanan AS Pentagon menolak mengomentari niat Ashraf yang dinyatakan untuk memulai kembali operasi ofensif, mereka hanya mengatakan bahwa militer AS terus mempertahankan hak untuk membela pasukan keamanan Afghanistan jika mereka diserang oleh Taliban.

“Ini akan menjadi jalan yang berangin dan bergelombang, tetapi perjanjian politik adalah cara terbaik untuk mengakhiri perang,” kata juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Thomas Campbell.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *