JAKARTA – Data pengguna Facebook dicuri, kabar ini disampaikan oleh pihak Facebook sekaligus menegaskan bahwa total data yang dicuri oleh peretas berjumlah sekitar 533 data.
Meski begitu Facebook masih belum memberi tahu data siapa saja yang berhasil dicuri oleh peretas. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi para pengguna Facebook, sebab data yang dicuri sebagian besar merupakan informasi pribadi yang penting seperti alamat email, mnomor telepon, tanggal lahir dan beberapa informasi detail pribadi lainnya.
Pihak Facebook menegaskan data yang dicuri tidak mencakup beberapa informasi sensitif seperti nomor kartu kredit atau nomor jaminan sosial.
Sebagai langkah antisipasi, Facebook baru merilis halaman pusat bantuan. Halaman tersebut menjelaskan jika para pengguna dapat mengatur privasi mereka, siapa saja yang dapat mengakses atau melihat laman Facebook pengguna tersebut.
Sementara itu Direktur Manajemen Produk Mike Clark memberikan ketarangan terkait kabar mengenai bocornya sekitar 530 juta data pengguna Facebook yang tersebar di media sosial. Data yang bocor tersebut adalah data lama dan bukan hasil dari peretasan sistem Facebook.
“Penting untuk dipahami bahwa aktor jahat memperoleh data ini bukan melalui peretasan sistem kami, tetapi dengan mengekstraknya dari platform kami sebelum September 2019,” ucap Clark.
Clark menjelaskan bahwa data tersebut diperoleh dengan cara scraping. Ia menyebutkan scraping merupakan taktik umum yang sering dilakukan untuk mengandalkan software otomatis untuk mengambil informasi publik yang akhirnya dapat didistribusikan.