WASHINGTON – Bulan lalu merupakan peringatan ke-20 tahun manusia berasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Berbagai penelitian ilmiah kerap silakukan agar para astronot nyaman berada di ruang angkasa. Namun, berbagai penelitian tersebut turu membantu teknologi di Bumi.
Seperti Teknologi pencahayaan lampu LED yang dikembangkan untuk membantu astronot menghindari kurang tidur, telah diadaptasi untuk keperluan rumah tangga karena cahaya lampu tersebut yang nyaman untuk mata.
Kali ini sebuah perusahaan yang merancang sistem pemurnian urin ISS kembali mengembangkan teknologi serupa yang berpotensi untuk menyediakan air minum bersih di tempat-tempat yang kekurangan pasokan air bersih.
Di luar angkasa, setiap tetes uap air, dari kelembapan hingga urin, harus disaring dan digunakan kembali. Tetapi sistem saat ini sangat berat, harus diganti setiap 90 hari, dan gagal menyaring kontaminan tertentu, menurut NASA seperti yang dilaporkan CNN.
Sebuah perusahaan Denmark, Aquaporin A/S telah mengembangkan sistem baru menggunakan protein yang disebut aquaporin untuk menyaring air menjadi air bersih melalui sel hidup.
“Ini pada dasarnya adalah mekanisme yang memungkinkan air melewati membran sel sel hidup,” ucap Peter Holme Jensen, CEO Aquaporin A/S.
Di alam, protein ini membuat akar tanaman menyerap air dari tanah, protein ini juga sangat efektif dalam menyaring kontaminasi yang ada di air tersebut.
Saat ini lebih dari 2 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses ke air minum bersih, dan di negara maju, banyak orang yang tidak mempercayai keamanan air untuk dikonsumsi. Di wilayah Eropa, yang sudah menjamin kualitas air bersih mereka diketahui hanya sekitar 55% penduduknya yang minum air langsung dari keran.
Perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan air limbah seperti BIOFOS, perusahaan air limbah milik negara terbesar di Denmark, dan UTB Envirotec di Hongaria untuk menghilangkan mikropolutan dan mikroplastik dari air limbah agar tidak langsung mencemari laut.
Sebuah studi yang dilakukan di BIOFOS menunjukkan bahwa aquaporin menghilangkan lebih dari 95% mikroplastik dan mikropolutan dalam air limbah, teknologi ini juga menggunakan energi yang jauh lebih sedikit daripada sistem tradisional.
“Ini memiliki potensi yang sangat besar,” kata manajer inovasi BIOFOS Dines Thornberg, yang memimpin penelitian tersebut.
“Saya pikir sistem Aquaporin dapat menjadi pelopor dalam menciptakan air minum yang bersih dan terjangkau dari air limbah di masa depan. Saya sangat optimis bahwa kita dapat mengatasi tantangan kelangkaan air di banyak bagian dunia dengan teknologi seperti ini.” tukasnya.
Para ahli berharap penemuan filter ini nantinya memungkinkan terjaganya ketersediaan air bersih di kawasan yang sangat minim pasokan air bersih.
Discussion about this post