BI: Utang Luar Negeri Indonesia Bengkak Pada Akhir Triwulan IV 2020

Utang Luar Negeri Indonesia Bengkak Pada Akhir Triwulan IV 2020

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyebutkan Utang Luar Negeri Indonesia bengkak pada akhir triwulan IV 2020. BI mencatat ULN Indonesia mencapai 417,5 miliar dollar AS atau setara Rp 5.845 triliun (kurs Rp 14.000).

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan kenaikan ULN Indonesia terjadi kenaikan sebesar 3,5 persen dari tahun sebelumnya di periode yang sama.

Bacaan Lainnya

Erwin menjelaskan ULN di sektor publk yakni pemerintah dan Bank sentral sebersar 209,2 miliar dollar Amerika Serikat dan ULN di sektor swasta termasuk BUMN sebesar 208,3 miliar dolar AS.

Erwin menambahkan Naiknya ULN pemerintah, didorong dari aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN). kemudian adanya penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang diantaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,9 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,7 persen), sektor jasa pendidikan (16,7 persen), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,9 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,1 persen),” jelasnya.

Sementara itu. Untuk ULN swasta juga alami kenaikan sebesar 3,8 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut dipengaruhi melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam.

“Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,1 persen dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian,” ujarnya.

“Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1 persen dari total ULN,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *