Xi Jinping ke PM Modi: India dan Tiongkok Tidak Saling Mengancam

Perdana Menteri Narendra Modi berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Bishkek, Kyrgyzstan. (Foto File PTI)
Perdana Menteri Narendra Modi berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Bishkek, Kyrgyzstan. (Foto File PTI)

BISHKEK – Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi bahwa hubungan India dan Tiongkok tidak saling mengancam antar satu sama lain. Dikutip dari IndiaToday, Xi Jinping juga mengutarakan keinginan Beijing untuk mengeratkan hubungan dengan New Delhi dalam mendorong kemajuan kemitraan pembangunan antar kedua negara.

Pernyataan tersebut diutarakan Presiden Xi dalam pertemuannya dengan PM Modi di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di ibukota Kyrgyzstan, Bishkek. Pertemuan itu sendiri adalah interaksi pertama kedua pemimpin negara setelah Narendra Modi terpilih kembali sebagai perdana menteri India pasca kemenangan Partai Bharatiya Janata (BJP) dalam pemilihan Lok Sabha bulan lalu.

Bacaan Lainnya

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Tiongkok di Beijing mengatakan bahwa Presiden Xi Jinping mengatakan kepada Perdana Menteri Modi bahwa India dan Tiongkok harus memperdalam kerja sama dengan menangani berbagai perbedaan secara tepat, sekaligus menyerukan untuk memperkuat langkah-langkah membangun kepercayaan (Confidence Building Measures) untuk menjaga stabilitas di perbatasan.

“Tiongkok siap bekerja dengan India untuk terus memajukan kemitraan pembangunan yang lebih erat antara kedua negara,” kata Xi Jinping.

Xi Jinping mendorong kedua pihak untuk tetap berpegang pada penilaian mendasar bahwa “Tiongkok dan India saling menawarkan peluang untuk pengembangan, dan tidak saling menimbulkan ancaman,” lapor kantor berita Xinhua, mengutip pernyataan itu.

Xi Jinping meminta kedua negara untuk terus memperdalam rasa saling percaya, fokus pada kerja sama, dan menangani perselisihan mereka secara baik sehingga mengubah hubungan bilateral menjadi elemen positif bagi perkembangan masing-masing.

Xi Jinping menunjukkan bahwa Tiongkok dan India adalah “satu-satunya” dua pasar yang memiliki populasi satu miliar di dunia, dimana keduanya berada pada fase penting untuk tumbuh dengan pesat.

Dalam gagasan kerjasamanya, Xi Jinping juga menegaskan bahwa Tiongkok dan India tidak hanya akan mendorong perkembangan masing-masing, tetapi juga berkontribusi pada perdamaian, stabilitas dan kemakmuran Asia dan dunia pada umumnya.

Xi Jinping mengatakan kedua negara harus memperdalam rasa saling percaya, fokus pada kerja sama dan menangani perbedaan dengan tepat, sehingga menjadikan hubungan Tiongkok-India sebagai aset dan energi yang lebih positif untuk pengembangan kedua negara.

Mengenai masalah perbatasan yang masih alot, Xi Jinping berkata, “Kita perlu memanfaatkan rapat Perwakilan Khusus tentang masalah batas dan mekanisme lainnya, memperkuat Tindakan Membangun Keyakinan (CBM) dan menjaga stabilitas di daerah perbatasan”.

Penasihat Keamanan Nasional India Ajit Doval dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi telah ditugaskan oleh masing-masing kedua negara sebagai perwakilan khusus untuk menyelasiakan sengketa perbatasan antara India dan Tiongkok.

Sejauh ini, kedua negara telah melakukan 21 kali pembicaraan untuk menyelesaikan perbedaan atas Jalur Aktual Kontrol (LAC) sepanjang 3488 km.

“Kita perlu memperluas saluran kerja sama, melakukan kerja sama dalam investasi, kapasitas produksi dan pariwisata, memperluas kepentingan bersama, dan bersama-sama mempromosikan konektivitas regional, termasuk pengembangan Koridor Ekonomi Bangladesh-Tiongkok-India-Myanmar (BCIM) untuk mencapai kerja sama yang lebih baik dan pengembangan bersama, “kata Xi Jinping.

Penyebutan BCIM, yang merupakan bagian dari “Inisiatif Sabuk dan Jalan Sutra Abad 21” bernilai miliaran dolar dianggap signifikan, karena belum dimuali, tidak seperti Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CPEC) dan koridor lain dari prakarsa “One Belt One Road” ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *