BMKG Berlakukan Status Awas Kekeringan di Kabupaten Tangerang

Ilustrasi kekeringan
Ilustrasi kekeringan - Net

JAKARTA – Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika BMKG Tangerang, Urip Setiyono, menuturkan bahwa peluang terjadi hujan di wilayah Kabupaten Tangerang masih rendah.

“Dasarian II pada 31 Agustus 2019, menunjukkan sebagian wilayah Kabupaten Tangerang, dalam kategori HTH (hari tanpa hujan) sangat panjang dari 31-60 hari. Jadi sebagian besar berada pada kategori rendah dari 0 sampai 50 milimeter,” jelas Urip, baru-baru ini.

Bacaan Lainnya

Menurut Urip, berdasarkan analisis curah hujan dasarian tersebut wilayah Kabupaten Tangerang sudah mengalami kekeringan, keterbatasan air bersih serta peningkatan polusi udara.

“Peringatan dini kekeringan meteorologis ter-update pada 31 Agustus 2019, menunjukkan telah terjadi kekeringan. Terutama Kabupaten Tangerang bagian Timur Laut sudah berstatus Awas,” ujar dia.

Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang belum menetapkan kekeringan di wilayah itu dengan status tanggap darurat bencana, lantaran masih menunggu kondisi dua pekan ke depan.

Pemerintah Kabupaten Tangerang mengaku, seluruh bantuan berupa pangan dan air bersih sudah disalurkan ke masyarakat terdampak kekeringan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Agus Suryana, mengatakan kekeringan di wilayah Kabupaten Tangerang masih berstatus siaga bukan status awas.

“Pertimbangannya kemarin kan hujan besar dan relatif merata, jadi dari laporan para camat dan dinas terkait, debit air sudah mulai ada begitu juga air permukaan,” ucap Agus.

Menurut Agus, dari 29 kecamatan, terdapat 26 kecamatan yang terdampak kekeringan. Dengan hujan yang terbilang rata saat itu, dampak kekeringan diklaim sudah turun menjadi 16 kecamatan di Kabupaten Tangerang, Banten.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *