JAKARTA – Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG)n keluarkan peringatan dini prediksi akan terjadi gempa besar di Jawa Timur. Gempa tersebut dikatakan berpotensi tsunami.
BMKG aktif mengeluarkan ramalan cuaca dan peringatan dini kepada masyarakat Indonesia. Berikut 3 ramalan terbaru BMKG yang patut diwaspadai bersama.
1. Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG telah memantau perkembangan bibit siklon tropis (Sistem Depresi Tropis 04W) terdeteksi tumbuh pada tanggal 30 Mei 2021 pada pukul 07.00 WIB.
Bibit Siklon tropis berada di sekitar Samudera Pasifik Barat daya sebelah Timur-Tenggara Filipina (5.9° LU 133.1°BT).
Adapun kecepatan angin maksimum di sekitar Sistem Depresi Tropis tersebut (Sistem 04W) mencapai 30 knot (56 km/jam), dan tekanan udara minimumnya mencapai 1004 hPa.
Pantauan citra satelit cuaca Himawari-8, teridentifikasi aktivitas awan konvektif yang signifikan dan persisten dalam 6 jam terakhir di sekitar Sistem 04W.
“Pergerakan Sistem 04W menunjukkan ke arah Barat hingga Barat Laut menjauhi wilayah Indonesia dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangannya, Senin (31/5/2021)
2. Gempa M 8,9
Gempa berkekuatan Magnitudo 8,9 dan tsunami dengan tinggi 29 meter diprediksi akan munculnya di Jatim.
Prediksi tersebut setelah BMKG melakukan pemodelan matematika, untuk mengukur potensi besaran gempa dan ketinggian tsunami di wilayah tersebut.
Seperti yang diungkapkan Ketua BMKG, Dwikorita Karnawati dalam webminar bertajuk Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa Timur memaparkan dari hasil pemodelan itu ditemukan fakta mengenai tsunami bahwa di wilayah Jawa Timur. Potensi tinggi maksimum tsunami pada seluruh pesisir, ada di Kabupaten Trenggalek dengan kisaran 26-29 meter. Sedangkan, untuk waktu tercepat, tercatat diangka 20-24 menit pada Kabupaten Blitar.
3. Gelombang Tinggi 4 Meter
BMKG juga mengingatkan potensi gelombang tinggi 1-4 meter sepekan ke depan, per 31 Mei hingga 7 Juni 2021 di beberapa wilayah Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan gelombang tinggi ini salah satunya disebabkan adanya perkembangan bibit siklon tropis (Sistem Depresi Tropis 04W).
