MANADO – Gempa Bumi yang mengguncang Manado, Sulawesi Utara dan Maluku Utara membuat warga berbondong-bondong mengungsi mencari tempat yang lebih tinggi, karena adanya peringatan tsunami. Gempa Bumi dengan kekuatan 7,1 Magnitudo itu membuat warga sekitar pesisir was-was apalagi, setelah adanya peringatan tsunami dari BMKG setelah terjadinya gempa tersebut.
Warga Kampung Ambong, Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Mereka memilih mengungsi ke Gunung Wori yang merupakan dataran tinggi yang dianggap aman untuk berlindung jika peringatan ancaman tsunami benar terjadi.
Gunung Wori berjarak 3 kilometer dari Kampung Ambong, sedangkan letak Kampung Ambong sendiri hanya berjarak 300 meter dari bibir pantai.
“Pemutakhiran, Tsunami akibat Gempa Magnitudo 7,1 telah terdeteksi di Ternate pada pukul 23.43 WIB dengan ketinggian 0,06 meter, Jailolo pada 23.43 WIB setinggi 0,09 meter, dan Bitung pada 00.08 WIB setinggi 0,10m,” papar BMKG pada Jumat (15/11) dinihari.
Pukul 01.45 WIB gempa susulan mengguncang beberapa wilayah di Sulawesi Utara, salah satunya Manado dengan kekuatan 5,9 magnitudo.
Lokasi gempa susulan ini berada (1.49 LU, 126.40 BT 127 kilometer) Barat Laut Jailolo, Maluku Utara. Dengan kedalaman10 kilometer. Getaran gempa susulan ini bahkan terasa hingga kepulauan Sangihae dan Tahuna.
Dalam pantauan, hingga Jumat ini sebanyak 6 gempa bumi sudah mengguncang kota Manado.
Gempa pertama dengan magnitudo 7.1 mengguncang Sulawesi Utara dan sempat menggeerkan warga karena BMKG mengeluarkan peringatan tsunami setelah gempa terjadi.
Kemudian, pada lokasi yang sama gempa dengan kekuata 5.9 magnitudo kembali mengguncang warga Sulawesi Utara dan sekitarnya.
Setelahnya, di Halmahera Barat sekitar 140 km Barat Laut Halmahera terjadi gempa dengan magnitudo lebih kecil sebelumnya yakni 5.5 magnitudo.
Kemudian, gempa dengan kekuatan 5.4 mengguncang Bitung, disusul dengan gempa magnitudo 5.3 yang berpusat di Barat Laut Jailolo. Terakhir, gempa dengan kekuatan 6.1 berpusat di barat laut Jailolo kembali mengguncang Manado.
Gempa susulan ini masih terus berpotensi terjadi.
