Mengenal Neuralink, Perusahaan Baru Elon Musk Untuk Mengendalikan Gadget dengan Pikiran

Ilustrasi Brain-computer Interface (Neuralink)
Ilustrasi Brain-computer Interface (Neuralink)

Gagasan-gagasan “gila” Elon Musk seperti tidak ada habisnya. Ide-idenya jauh melompat ke depan, penuh visi dan inovasi. Kepiawaian pria bernama lengkap Elon Reeve Musk ini telah menempatkan dirinya sebagai tokoh bisnis sekaligus penemu dan industrialis.

Kemampuannya dalam “membaca” masa depan telah melahirkan perusahaan teknologi populer. Sebut saja Tesla Motor (ditulis sebagai T☰SLA), nama besarnya telah menjelma sebagai perusahaan spesialis raksasa di bidang mobil listrik, komponen mesin dan perangkat pengisi ulang baterai dengan jumlah pekerja yang melesat tajam dari 6.000 (2014) jadi 45.000 (2018). Khusus pada produk kendaraaan, sudah memiliki 5 model produk di pasaran (Model S, 3, X, Y dan Roadster), Tesla masih kepikiran untuk menyediakan layanan “custom order“.

Bacaan Lainnya

Satu tahun sebelum mendirikan Tesla, Musk sebetulnya telah mendirikan perusahaan berbasis inovasi teknologi yang lebih greget, yaitu SapceX. Jika Tesla kini berhasil menguasai industri e-otomotif di daratan, maka SpaceX adalah perusahaan transportasi luar angkasa yang telah berhasil mengembangkan roket Falcon dan Falcon 9, dimana keduanya dibangun dengan tujuan menjadi kendaraan peluncuran yang bisa dipakai ulang (ulang-alik), sehingga bisa menekan biaya penerbangan ke luar angkasa menjadi lebih rendah.

Visi pria kelahiran 28 Juni 1971 ini ternyata tidak berhenti di kesuksesan Tesla dan SpaceX. Tiga tahun lalu, tepatnya Juli 2016, Elon Musk mendirikan perusahaan baru (bertipe privat) yang diberi nama “Neuralink Corporation” atau cukup disebut dengan “Neuralink.

Apa itu Neuralink Corporation?

Sejak pertamakali dibentuk, perusahaan ini telah merahasiakan rencana-rencanya. Jika kita mengintip akun resmi Twitter-nya, sampai tanggal 10 Juli 2019 hanya ada satu kicauan yang dibuat pada tanggal 21 April 2017. Itupun hanya re-tweet dari akun @waitbutwhy yang berisi sebuah tautan dengan judul “It’s finally here: the full story on Neuralink. I knew the future would be nuts but this is a whole other level.

Pada bagian bio hanya tertulis: “Developing high bandwidth brain-machine interfaces to connect humans and machines.

Bergeser ke situs resminya di neuralink.com, nyaris tak ada apa-apa.

Jika melihat di Wikipedia, ada uraian singkat kurang lebih seperti ini:

“Neuralink Corporation adalah perusahaan neuroteknologi Amerika yang didirikan oleh Elon Musk dan lainnya, mengembangkan antarmuka mesin-otak (BMI) yang dapat ditanamkan. Kantor pusat perusahaan berada di San Francisco, mulai berdiri pada 2016 dan pertama kali dilaporkan secara publik pada Maret 2017.”

Misteri akhirnya terungkap. Setelah beberepa tahun Neuralink beroperasi dan banyak orang yang dibuat penasaran, Elon Musk pada hari Selasa (16/07) dalam sebuah presentasi memaparkan visi Neuralink dan menjelaskan apa yang telah dilakukan perusahaan sejauh ini.

Di acara tersebut, Neuralink memperkenalkan “brain-computer interface“, sebuah teknologi yang memungkinkan mesin membaca aktivitas otak pada manusia. Di dalam perangkatnya terdapat sekitar 3.000 elektroda dan masing-masing elektroda dapat memonitor sekitar 1.000 neuron sekaligus. Elektroda tersebut akan tertanam di sekitar 100 benang yang sangat tipis, lebarnya antara 4 hingga 6 mikrometer, jauh lebih kecil dari lebar rambut manusia.

Hasil monitoring dari elektroda kemudian dikumpulkan oleh utas yang terhubung dengan perangkat keras melalui sayatan kecil di belakang telinga. Melalui konektivitas bluetooth, perangkat keras ini akan mengirimkan informasi ke aplikasi smartphone.

Di balik misi Neuralink dalam menciptakan Brain-computer Interface

Jika saat ini kita sudah pada kondisi mengendalikan antarmuka pada perangkat teknologi seperti laptop dan ponsel dengan menggunakan jari atau mata. Dengan memasukkan chip ke otak makan akan mempercepat segalanya, karena perangkat-perangkat tersebut (dan yang tidak dapat disebutkan lainnya) dapat menerima perintah langsung dari otak.

Musk mengatakan teknologi yang diciptakan Neuralink ke depannya dapat digunakan untuk banyak hal, mulai dari membantu orang lumpuh (mengontrol prostesis) hingga memungkinkan orang berinteraksi secara langsung dengan kecerdasan buatan: “Ini akan terdengar sangat aneh, tetapi akan menjadi semacam simbiosis dengan kecerdasan buatan,” kata Musk dalam presentasinya.

Kemungkinan Brain-computer interfaces berhasil

Masih banyak jalan yang harus ditempuh. Para ahli masih bekerja dan meneliti untuk terus mengembangkan “brain-computer interfaces” dan sejauh ini Musk mengatakan telah ada beberapa kemajuan yang dicapai.

Satu sistem, yang disebut BrainGate, sedang diujicobakan untuk orang dengan amyotrophic lateral sclerosis (penyakit neuron motorik) atau cedera saraf tulang belakang dan kehilangan kendali atas anggota tubuh. Implan mengubah aktivitas otak menjadi perintah digital yang dapat mengontrol prostesis. Penerima uji coba telah menggunakan perangkat serupa untuk memindahkan kursor di layar, memainkan Pong, atau bahkan mengendalikan tangan robot.

Namun, sebagaimana kita ketahui, menguasai perangkat biasanya membutuhkan waktu dan mememerlukan kerja keras untuk melakukan tindakan tertentu. Pikiran-pikiran ini kemudian dapat diterjemahkan ke dalam tindakan, seperti memilih sesuatu di layar.

Musk juga mengungkapkan bahwa seekor monyet telah menggunakan perangkat untuk mengontrol komputer. Hanya saja, tidak diuraikan lebih lanjut bagaimana proses dan perkembangan hasilnya.

Rencana Elon Musk selanjutnya dengan Neuralink

Musk mengatakan bahwa “brain-machine interfaces” siap untuk uji coba medis pada manusia pada tahun 2020. Awal tahun ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS merilis panduan tentang apa yang perlu dibuktikan oleh Neuralink untuk mendapatkan persetujuan terhadap perangkatnya.

Yang menarik, Musk mengatakan tujuan utama dari acara presentasinya adalah mengajak orang untuk bekerja di perusahaan Neuralink.

Anthony Hannan dari Florey Institute of Neuroscience and Mental Health di Australia berpendapat bahwa kecanggihan teknologi baru yang ditawarkan Neuralink memang sangat menarik dan perberkembanganya bisa lebih cepat. Apalagi dengan pendanaan dan semangat kewirausahaan yang dibawa Elon Musk. Namun, ia prihatin dengan gagasan bahwa ini dapat digunakan oleh individu yang sehat.

Menurutnya, melakukan operasi invasif yang tidak perlu bukan hanya berbahaya, tapi juga kita harus hati-hati dalam mengaplikasi teknologi apa pun yang memiliki potensi untuk memungkinkan orang lain membaca atau mengendalikan pikiran atau tindakan seseorang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *